Selasa, 24 Oktober 2017

ANALISIS TREND PENETASAN TELUR NYAMUK Aedes sp BERDASARKAN DERET WAKTU DI KELURAHAN TELUK KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Prodi Diploma III Kesehatan Lingkungan Purwokerto
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017
Abstrak
Kurnia Saraswati (kurniasaraswati19@gmail.com)
ANALISIS TREND PENETASAN TELUR NYAMUK Aedes sp BERDASARKAN DERET WAKTU DI KELURAHAN TELUK KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2017
XV + 101 halaman: tabel, gambar, lampiran

Pengendalian vektor adalah tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi serendah mungkin sehingga penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor dapat dicegah. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Kejadian DBD di suatu wilayah akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Kasus DBD yang terjadi seringkali dikaitkan dengan pelaksanaan fogging foccus yang bertujuan untuk membasmi vektor Aedes sp serta memutus mata rantai penularannya. Tetapi faktanya populasi nyamuk masih ada, bahkan meningkat melebihi densitas nyamuk sebelum dilakukan fogging foccus. Fogging foccus didasarkan pada teori siklus perkembangbiakan nyamuk dari jentik ke nyamuk dewasa kurang lebih 7 hari. Tujuan penelitian adalah mengetahui waktu penetasan telur hingga menjadi nyamuk dewasa guna dibandingkan dengan efektifitas fogging foccus. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan mengamati dan menganalisis jumlah penetasan telur nyamuk Aedes sp berdasarkan rentang waktu. Pengamatan dilakukan selama dua puluh satu hari dengan mengamati perkembangan nyamuk dari telur sampai nyamuk dewasa. Proses pengembangbiakan telur nyamuk dilakukan di Kelurahan Kober dan di Laboratorium kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang. Telur nyamuk didapatkan dengan memasang ovitrap di daerah tertinggi kasus DBD selama tahun 2014- 2016 yaitu Kelurahan Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan Kabupaten Banyumas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk telur sampai menjadi nyamuk dewasa adalah 2-10 hari. Pada suhu rendah perkembangannya bisa sangat lama yaitu berkisar 2-18 hari. Presentase penetasan telur yang dilakukan di rumah peneliti di Kelurahan Kober yaitu sebesar 75%. Sedangkan yang dilakukan di Laboratorium Kampus 7 Poltekkes Kemenkes Semarang sebesar 90%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut berarti waktu yang diperlukan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa adalah kurang lebih 10 hari pada suhu 27°C-30°C dan kelembaban 70%-90%. Sedangkan pada suhu rendah memerlukan waktu sampai 18 hari. Kesimpulan penelitian yaitu hasil penelitian membuktikan bahwa penetasan telur nyamuk adalah 2-10 hari maka perlu evaluasi terhadap pelaksanaan fogging masal maupun fogging foccus yang dilakukan dalam 2 tahap dengan rentang waktu 7 hari, karena dalam waktu 7 hari larva belum menjadi nyamuk dewasa sehingga fogging yang dilakukan akan kurang efektif. Sehingga tujuan fogging yaitu membunuh nyamuk dewasa benar-benar tepat pada sasarannya.

Daftar Bacaan           : 19 (1985-2017)
Kata Kunci                : Ovitrap, Rearing, Persentase penetasan telur, Kesehatan Lingkungan 
Klasifikasi                  :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar